BHUWANA SANGKSEPA


Bhuwana Sangksepa adalah satu lontar penting yang memuat ajaran tentang Siwatattwa. Ajarannya disampaikan dalam bentuk dialog antara Bhatara Siwa dengan Dewi Uma dan Bhatara Kumara.

Didalam dialog itu dijelaskan mengenai hakikat hubungan Bhuwana Agung (makrokosmos) dengan Bhuwana Alit (mikrokosmos) beserta dengan Dewa-Dewanya. Pemahaman akan hal tersebut sangat perlu, karena merupakan sarana untuk mencapai kalepasan.

Pertama-tama lontar ini menjelaskan tentang proses penjadian sebagai berikut : ketika tidak ada apa-apa, air, tanah, cahaya, angin, bulan, matahari, angkasa dan bintang-bintang tidak ada. Yang ada pada saat itu hanyalah sunya belaka yang bersifat kekal abadi.

Kemudian dari sunya yang disebut pula niskala secara berturut-turut lahirlah : Matra – Nadanta – Nada Windu – Ardhacandra – Tryaksara – Pancabrhma – Pancaksara – Sarwa Aksara – Swara dan Wyanjana yang merupakan tubuh para Dewa, seperti :
1.   Iswara di timur
2.   Mahesora di tenggara
3.   Brahma di selatan
4.   Rudra di barat daya
5.   Mahadewa di barat
6.   Sangkara di barat laut
7.   Wisnu di utara
8.   Sambu di timur laut
9.   Siswatma di (tengah) bagian bawah
10.            Sadasiwa di (tengah) bagian tengah
11.            Pramasiwa di (tengah) bagian atas

Pemahaman akan Dewa-Dewa tersebut merupakan dasar untuk melaksanakan smarana.
Disebutkan pula bahwa kualitas dari semua aksara adalah pancaksara. Kualitas pancaksara adalah Tryaksara. Dan kualitas dari Tryaksara adalah Om-Kara yang merupakan sarana untuk mencapai kalepasan.

Diingatkan bahwa segala sesuatu yang ada di atas Dunia ini bersifat tidak kekal, karena pada akhirnya semua akan lenyap dan kembali pada akasa. Kelenyapannya secara berturut-turut dijelaskan sebagai berikut :
  1. Bhatara Kama lenyap menjadi Wisnu
  2. Bhatara Wisnu lenyap menjadi Krodha
  3. Bhatara Krodha lenyap menjadi Mretyu
  4. Bhatara Mrety lenyap menjadi Kala
  5. Bhatara Kala lenyap menjadi Dharma
  6. Bhatara Dharma lenyap menjadi Sathya
  7. Bhatara Sathya lenyap menjadi Pasupati
  8. Bhatara Pasupati lenyap menjadi Brahma
  9. Bhatara Brahma lenyap menjadi Wisnu
  10. Bhatara Wisnu lenyap menjadi Iswara
  11. Bhatara Iswara lenyap menjadi Rudra
  12. Bhatara Rudra lenyap menjadi Mahadewa
  13. Bhatara Mahadewa lenyap menjadi Purusa
  14. Bhatara Purusa lenyap menjadi Siwa
  15. Bhatara Siwa lenyap menjadi Nirbhana
  16. Nirbhana lenyap menjadi Nirasraya
Itulah jalan untuk menuju Nirbhana. Nirbhana itu letaknya tidak jauh, namun juga tidak dekat. Tidak diluar, namun juga tidak di dalam. Tidak diatas dan tidak juga di bawah. Ia ada di mana-mana. Ia adalah perwujudan sepinya sepi, gaibnya gaib. Untuk itu orang harus melaksanannya yoganindra serta membebaskan pikiran dari obyeknya.

Disamping itu juga dijelaskan mengenai Saptaloka, Saptapatala, Sapta Sagara, Sapta Tirtha, Sapta Dwipa, dan keberadaannya dalam tubuh manusia.

Sapta Loka :
1.
Bhuh Loka
: Puser (Manusa Loka)
2.
Bhuwah Loka
: Perut (Candraditya)
3.
Swah Loka
: Hati (Wisnu Loka)
4.
Mahaloka
: Pangkal Leher (Brahmaloka)
5.
Janaloka
: Mulut (Rudraloka)
6.
Tapaloka
: Hidung (Mahadewaloka)
7.
Satyaloka
: Kepala (Siwa Loka)

Sapta Patala :
1.
Tala
: Telapak Kaki (Mahaniraya)
2.
Sutala
: Telapak Kaki Belakang (Niraya)
3.
Nitala
: Pergelangan Kaki (Aweci)
4.
Sutala
: Betis (Maharorawa)
5.
Atala
: Lutut (Rorawa)
6.
Wetala
: Paha (Yamaloka)
7.
Talatala
: .......... (Kumbaka)

Sapta Dwipa :
1.
Jambu Dwipa
: Jantung (Mahadewa)
2.
Sangka Dwipa
: Ungsilan (Iswara)
3.
Kusa Dwipa
: Empedu (Sangkara)
4.
Kronca Dwipa
: Limpa (Rudra)
5.
Salmali Dwipa
: Paru-paru (Brahma)
6.
Gomeda Dwipa
: Pusuh-pusuh (Wisnu)
7.
Puskara Dwipa
: Ati (Siwa)

Sapta Parwata :
1.
Kuru Parwata
: Lambung (Satya)
2.
Ranya Parwata
: Susu kanan (Sambhu)
3.
Iranya Parwata
: Susu Kiri (Pasupati)
4.
Ela Parwata
: Lengan Kanan (Kala)
5.
Ari Parwata
: Lengan Kiri (Mrtyu)
6.
Kirana Parwata
: Hidung (Kama)
7.
Barata Parwata
: Kepala (Siwa)

Sapta Samudra :
1.
Lawana Samudra
: Keringat
2.
Ksira Samudra
: Lidah
3.
Dadhi Samudra
: .........?
4.
Sarpih Samudra
: Ingus
5.
Iksu Samudra
: Darah
6.
Sura Samudra
: Keringat Muka
7.
Swadu Samudra
: Slesma

Sapta Tirtha :
1.
Narmada Tirtha
: Pikiran
2.
Sindhu Tirtha
: Budi
3.
Gangga Tirtha
: Pangkal Leher
4.
Saraswati Tirtha
: Lidah
5.
Erawati Tirtha
: Mata
6.
Srsta Nadi Tirtha
: Telinga
7.
Siwa Nadi Tirtha
: Ubun-ubun


Literatur :
Dunia, Drs. I Wayan. (2009). Kumpulan Ringkasan Lontar, Paramita Surabaya, hal. 46-50

Tidak ada komentar:

Posting Komentar