Brahmokta
Widhisastra menyebutkan pada awal mulanya tidak ada apa-apa, tidak ada bumi,
tidak ada air, tidak ada matahari, bulan dan bintang-bintang, mendung, petir,
guruh, pelangi, pun juga angin tidak ada. Juga tidak ada Bhatara Brahma, Wisnu
maupun Iswara. Yang ada hanyalah kosong, sepi dan ketiadaan. Oleh karena hal
tersebut, kemudian ada keinginan Sanghyang Wisesa untuk membangun kerajaan di
dunia, lalu beliau mengubah dirinya menjadi Bhatara Iswara. Kemudian beliau
membagi dirinya lagi menjadi tiga yaitu Bhatara Iswara, Brahma dan Wisnu.
Bhatara Brahma
diberi tugas menciptakan dunia, karena itu Ia disebut Sanghyang Jagatkarta
dengan penguasaan terhadap Catur Weda yaitu : Rg Weda, Yajur Weda, SamaWeda dan
Atharwa Weda. Tubuh Sanghyang Weda di dalam Brahmokta Widhisastra disebutkan
terdiri atas :
- Canda adalah kaki, yang masih dirinci lagi menjadi Candasi adalah kaki kiri; dan Upacandasi adalah kaki kanan.
- Kalpa adalah tangan, yang masih dirinci lagi menjadi Kalpana adalah tangan kanan; Akalpana adalah tangan kiri.
- Jyotisa adalah mata, yang dirinci lagi menjadi Arkasputa adalah mata kiri; Candrasputa adalah mata kanan.
- Wyakarana adalah telinga, yang masih dirinci lagi menjadi Datu adalah telinga kanan. Awiaya adalah telinga kiri; Pratiaya adalah mulut; Sandhi adalah lubang hidung kanan; Sutra adalah lubang hidung kiri.
Disamping itu,
ada lagi disebutkan mengenai tubuh Sanghyang Weda yang lain yaitu :
- Kamatantra adalah Guhya Purusa
- Mimangsa Sastra adalah perut
- Pasupata Sastra adalah hati
- Mahanata Sastra adalah dada
- Wesasika Sastra adalah kepala
- Siksa adalah ildah
- Alepa Adnyana Sastra adalah kepala
Setelah tubuh
Sanghyang Weda sempurna, barulah Bhatra Brahma mulai menciptakan dunia.
Mula-mula yang diciptakan Akasa. Dari Akasa lahir Bayu. Dari Bayu lahir Teja,
Adini, Matahari, Bulan, Bintang-bintang, mendung, api, kilat, pelangi. Kemudian
dari Teja lahir air dan Bumi. Itulah Pancamahabhuta dengan Guna masing-masing.
Setelah
Pancamahabhuta tercipta, selanjutnya Bhatara Parama Karana (Bhatara Brahma)
menciptakan Sapta Dwipa, Sapta Parwata, Sapta Sagara dan para Dewata.
Lebih lanjut
Sanghyang Jagatkarta (Bhatara Brahma) menciptakan manusia yaitu :
- Brahmana, lahir dari dahi Bhatara Brahma, sebagai pendeta dan diberikan pengetahuan tentang Weda dan pengetahuan yang lain.
- Ksatria, lahir dari leher bhatara Brahma, diberikan pengetahuan tentang Dhanurweda yang bertugas sebagai penjaga semua ciptaan. Ia adalah Awatara Wisnu.
- Weisa, lahir dari paha Bhatara Brahma, dan diberikan pekerjaan sebagai pedagang.
- Sudra, lahir dari telapak kaki Bhatara Brahma.
Apabila Sang
Brahmana dan Ksatria melakukan perbuatan jahat, sama artinya dengan merendahkan
derajat kependetaan dan kekesatriaannya. Perbuatan yang demikian disebut Bagna
Brata, Bagna Karma. Sedangkan jika Weisa dan Sudra mengambil pekerjaan
yang bukan pekerjaannya disebut Candala.
Setelah catur
Janma diciptakan, kemudian barulah Bhatara Brahma menciptakan Sthawara dan
Janggama. Sthawara adalah jenis-jenis tumbuh-tumbuhan seperti beringin,
semak-semak, rerumputan, tumbuh-tumbuhan merambat.
Beringin
tumbuh dari lepas-lepasan rambut Bhatara Brahma; semak-semak tumbuh dari
jambang dan kumis; tumbuh-tumbuhan merambat tumbuh dari jenggot.
Sedangkan
jenggama meliputi : lembu, singa, burung garuda, ikan. Lembu lahir dari Jihwa
(?). singa lahir dari Kotoran-kotoran taring Bhatara Brahma. Burung garuda
lahir dari kotoran-kotoran yang melekat pada kuku Bhatara Brahma. Ikan lahir
dari kotoran-kotoran kaki Bhatara Brahma. Sedangkan jenis-jenis binatang yang
menjijikkan, seperti : sarisrepa, pipilika dan sebagainya, lahir dari kotoran
pada pantat Bhatara Brahma.
Selanjutnya
menjelaskan tentang tingkat-tingkat kerendahan dari masing-masing ciptaannya,
yaitu :
- Gagak adalah yang paling rendah di antara bangsa burung.
- Keledai adalah paling rendah di antara bangsa binatang.
- Kemarahan adalah yang terendah di antara budi.
- Manusia yang sangat jahat (mahadurjana) adalah yang paling rendah di antara semua itu.
Pada bagian
lainnya menjelaskan tentang Catur Yuga (empat jaman dalam Hindu) dengan
ciri-ciri dari masing-masing yuganya, yaitu :
- Kreta Yuga. Pada masa ini, usia manusia 100.000 tahun. Tidak ada penyakit, tidak ada kesusahan, tidak ada perang, hanya kegembiraan yang ada. Orang sangat giat melaksanakan tapa, dengan manarik indria dari obyeknya yang jumlahnya 16 yang disebut Sodasawikara yang merupakan musuh dari tapa. Sodasawikara terdiri atas pancendriya, panca karmendriya dan sad ripu. Harta benda kurang berarti, manusia yang diunggulkan adalah para pendeta.
- Treta Yuga. Yang diutamakan adalah Jnana (pengetahuan), meliputi : Drana, Dyana, Yoga, Samadhi, Iswarapranidana, Tarka. Harta benda mulai sedikit berperan, manusia yang diutamakan adalah Ksatria.
- Dwapara Yuga. Yang diutamakan adalah yajna, seperti Aswameda Yajna, Mrtyunjaya yajna, Pasupati yajna. Harta benda sudah berpengaruh setengah dalam kehidupan, sebab digunakan untuk yajna, dipersembahkan kepada para Brahmana, untuk biaya perang, biaya untuk menyucikan tempat suci.
- Kali Yuga. Pada masa ini dana yang dimuliakan orang, seperti emas dan perak. Orang kaya meskipun sudra sangat dimuliakan. Sang Brahmana surud sasana bratanya. Sang ksatria surud kekuasaannya. Orang yang berbudi rahayu menderita. Penyakit berlipat ganda sehingga umur orang jadi pendek.
Literatur :
Dunia, Drs. I Wayan. (2009). Kumpulan Ringkasan Lontar, Paramita Surabaya, hal. 31-35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar